Jumat, 01 Januari 2016

Success Story Adiwiyata Nasional

Penerimaan Piagam Penghargaan Adiwiyata Nasional di Gedung Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

            Tahun 2012 ketika SMPN 5 Ponorogo ditunjuk sebagai rintisan Sekolah Adiwiyata dibawah binaan SMKN 1 Jenangan Ponorogo maka segera dibentuk tim inti, tim teknis, tim kajian lingkungan, kelompok -kelompok kerja dan  tim pecinta lingkungan “Green SPENLA” .
Tim inti terdiri dari unsur  Kepala Sekoloah selaku penanggung jawab, koordinator dari unsur guru, sekretaris dari unsur  guru dan tata usaha, beserta anggota-anggota
Visi , Misi, dan Motto sekolah segera disesuaikan dengan menambahkan unsur peduli dan berbudaya lingkungan.
Bank Sampah SMPN 5 Ponorogo
Berdasarkan Kajian Lingkungan yang telah dibuat, SMPN 5 Ponorogo masih menghadapi permasalahan tentang sampah, Dimana kasus yang timbul adalah banyaknya sampah plastik bekas makanan kecil dan minuman serta sampah belum terpilah ditambah lagi dengan sampah belum dikelola dengan pendekatan 3R. Maka isu permasalahan lingkungan yang diangkat adalah penangananan masalah “SAMPAH”

Ruang Komposter

Secara rutin masing-masing tim mengadakan pertemuan untuk merumuskan program kerja dan mengevaluasi capaian hasil kegiatan .


            Tahun 2013 tim Adiwiyata SMPN 5 Ponorogo mulai menggandeng sejumlah mitra untuk untuk mewujudkan Visi dan Misi Sekolah Adiwiyata.
Kantor Dinas Kehutanan sebagai salah salah satu mitra dengan senang hati memberi bibit tanaman untuk penghijauan dan Pemda Ponorogo merasa sangat terbantu ketika Tim “Green SPENLA” mengadakan pengijauan di desa Pangkal Kec. Sawoo.
Penghijauan di desa Pangkal Kec. Sawoo








Kantor PLN Ponorogo juga ikut peduli dengan program sekolah, terbukti dengan megadakan sosialisasi efisiensi penggunaan energi listrik dengan peserta dari siswa-siswi SMPN 5 Ponorogo.
Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo merasa prihatin dengan maraknya makanan yang dikonsumsi pelajar yang mengandung 5P, maka intansi tersebut mengadakan uji kesehatan makanan kantin sekaligus mengadakan penyuluhan makanan kantin yang bebas 5P .
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) dalam salah satu kegiatannya meghasilkan Silabus dan RPP yang mengandung integrasi mata pelajaran Adiwiyata, walaupun pada tahun tersebut hanya dihasilkan sekitar 50% mata pelajaran yang berintegrasi Adiwiyata.
RKAS yang disusun oleh oleh tim kebijakan telah mengupayakan 20% dari total anggaran untuk mensukseskan program sekolah Adiwiyata.
Berkat kerja keras tim beserta seluruh warga sekolah SMPN 5 Ponorogo berhasil meraih predikat Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Ponorogo pada tahun 2013.
            Tahun 2014 Tim Tinjauan Lingkungan menyebarkan kuisioner tentang permasalah lingkungan kepada warga SMPN 5 Ponorogo, dari hasil kuisiner dapat diambil kesimplan bahwa masalah sampah masih menjadi isu yang perlu mendapatkan penanganan lebjh lanjut. Terutama pada menanamkan kebiasaan pada peserta didik untuk membuang sampah pada wadah terpilah dan pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R. Bank sampah juga masih perlu penanganan lebih serius pada bagian administrasi dan membuka jam kerja pada tiap hari Rabu dan Sabtu saat istirahat sekolah. Sampah kertas dan sampah palstik telah ada peningkatan volume yang diolah menjadi produk re cycle dengan produk hasil karya mata pelajaran seni budaya. Bahkan sampah logam yang dihasilkan dari sisa pembangunan RKB mampu diolah melalui ekstra ketrampilan mengelas menjadi gantungan vas bunga.



Prosentase mata pelajaran yang terintegrasi Adiwiyata telah menjadi 70% guru dengan minimal 1 KD per semester untuk setiap mata pelajaran.
Mitra sekolah untuk mewujudkan sekolah adiwiyata telah meningkat menjadi 19 mitra dengan peran dan sumbangannya masing-masing. PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk misalnya,  telah menyumbangkan IPAL sederhana untuk mengolah air limbah kantin menjadi air siap konsumsi bagi taman sekolah. SMKN 1 Jenangan juga telah memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos bagi siswa.
Sekolah juga telah mengutus beberapa guru untuk mengadakan sosialisasi bagi warga di sekitar kediaman guru tersebut untuk mengolah limbah menjadi produk 3R, dan sosialisasi energi alternatip. Sampah sekolah yang dirangkai menjadi mading 3 dimensi juga telah menghantar tim Green SPENLA menjurai mading tingkat kabupaten.
Berkat upaya terus menerus dari warga sekolah maka SMPN 5 Ponorogo mampu meraih Sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi Jawa Timur pada tahun 2014, dimana penyerahan piagam ini telah dilakukan bersamaan dengan Kemah Hijau di bumi perkemahan Pantai Kenjeran Surabaya.
            Tahun 2015 SMPN 5 Ponorogo berupaya untuk mendapatkan penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional.
Peserta didik sebagai ujung tombak kesuksesan mendapatkan perhatian ekstra. Program kultum tiap pagi sebelum mata pelajaran jam pertama menjadi salah satu sarana untuk kampanye pengenalan penyelamatan lingkungan, upacara bendera hari Senin  juga sering menyisipkan pesan-pesan tentang masalah kebersihan dan pemeliharaan tanaman sekitar sekolah.
RPP yang dirancang oleh guru di forum MGMPS berupaya merumuskan berbagai produk sebagai bukti keberhasilan integrasi Adiwiyata. Majalah sekolah, majalah dinding, bulletin sekolah dan perpustakaan ; menjadi sarana untuk mengkomunikasikan produk yang dihasilkan oleh siswa di masing-masing mata pelajaran. Orang tua peserta didik tak luput dari perhatian guru pada merumuskan RPP agar dapat ikut serta  mengerjakan tugas bersama siswa dalam KD yang terintegrasi Adiwiyata. Pada tahap ini prosentase guru yang megintegrasikan Adiwiyata telah mencapai 100%.
Sarana dan prasarana yang mendukung upaya peyelamatan lingkungan terus menerus diupayakan dari segi jumlah dan kualitasnya. Ruang kelas siswa telah seluruhnya layak dari segi ventilasi dan pencahayaan, hutan dan taman sekolah telah bertambah rimbun sebagai peredam emisi karbon sekaligus sebagai sumber belajar. Air bersih cukup tersedia, sanitasi lingkungan terus dirawat, seluruh warga sekolah sebagian besar telah merasa ikut bertanggung jawab tentang permasalah sampah.
Mitra sekolah jumlahnya telah mencapai 23. Bank JATIM dan lembaga bimbingan belajar telah mnyumbangkan sejumlah tanaman bung beserta pot yang semakin memperindah lingkungan sekolah.
Bank Sampah dan Komposter telah mempunyai ruang yang cukup layak untuk memproses sampah organik menjadi pupuk yang dipakai di lingkungan sekolah.
Koperasi Sekolah Adiwiyata telah penuh dengan berbagai macam produk olahan  dari limbah plastik , kertas, kain, daun dan limbah besi.
Produk unggulan yang berasal dari buah sukun dan markisa telah mampu diolah oleh siswa dibawah bimbingan guru menjadi berbagai macam makanan dan minuman antara lain kroket sukun, nugget sukun, teh daun sukun, dan sirup markisa.
Berbagai produk unggulan tersebut telah dinikmati tim visitasi sekolah Adiwiyata nasional dan para tamu undangan pada saat kunjungannya ke SMPN 5 Ponorogo hari Jum’at 13 Nopember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar