Wanita Mesir Kuno dengan Rambut yang di Kepang
Mungkin tidak ada hari-hari yang lebih istimewa bagi orang orang Mesir Kuno selain ketika tiba saatnya menghias rambut. Anda bisa mengecatnya, memotong, atau mengepangnya. Ada bermacam macam desain wig yang tak terhitung jumlahnya.
Bangsa Mesir Kuno, baik pria maupun wanita dikenal sangat suka menghias rambut dan begitu banyak cara untuk mengekspresikannya.
"Rambut manusia adalah sangat penting di Mesir kuno," tulis Egyptologist Joann Fletcher, Ph.D
Kaya atau miskin, pria dan wanita memperlakukan rambut sebagai bagian tubuh yang sangat istimewa
Bagi orang Mesir Kuno memakai wig tidak hanya melindungi dari sengatan sinar matahari sehingga kepala tetap dingin, dan kulit kepala tetap bersih. Juga mencegah dari penyakit manusia modern yaitu kutu kepala.
Peneliti Bangsa Mesir Kuno Johan Fletscer telah menemukan bahwa kutu rambut telah menghuni kepala orang orang Mesir Kuno sejak 5000 tahun yang lalu.
Bagaimana kita tahu tentang rambut orang Mesir Kuno ?
Kondisi geografis Mesir yang panas dan kering telah mengawetkan secara alami jaringan lunak tubuh mereka setelah kematian, termasuk kulit, kuku dan rambut. Hal ini juga berlaku bagi orang orang miskin yang hanya terkubur di lapisan pasir, karena keluarga mereka tidak mampu merawat jenasah untuk dijadikan mumi. Dari proses ini kita dapat melihat berbagai cara orang Mesir Kuno merawat rambut. Ada bukti bukti arkeologi bahwa rambut palsu dan pewarna rambut telah digunakan setidaknya sejak 3400 SM.
Para ahli restorasi makam di Mesir telah berhasil memulihkan kembali lukisan makam yang banyak terdapat berdampingan dengan jenasah yang telah diawetkan. Patung patung menunjukkan gaya rambut yang rumit.
Salah satu hal yang paling menarik adalah memberi dekorasi rambut asli dengan hiasan artistik. Wig yang diciptakan hanyalah merupakan pelengkap dan tidak menggantikan keindahan rambut aslinya.
Banyak lukisan menunjukkan para wanita memakai wig yang diatasnya diberi hiasan berbentuk kerucut dan diberi wewangian, model ini sering dipakai pada saat acara perayaan . Lukisan lukisan makam juga membuktikan para pria dan wanita mendandani rambutnya dengan dibantu oleh penata rambut, sesuatu yang sangat umum dijumpai saat ini dimana pria dan wanita pergi ke salon untuk memanjakan rambutnya.
Banyak lukisan menunjukkan para wanita memakai wig yang diatasnya diberi hiasan berbentuk kerucut dan diberi wewangian, model ini sering dipakai pada saat acara perayaan . Lukisan lukisan makam juga membuktikan para pria dan wanita mendandani rambutnya dengan dibantu oleh penata rambut, sesuatu yang sangat umum dijumpai saat ini dimana pria dan wanita pergi ke salon untuk memanjakan rambutnya.
Seorang wanita Mesir Kuno sedang bersolek dengan bantuan penata rambut
Ada bukti menunjukkan bahwa orang Mesir Kuno memotong rambut mereka dengan pisau yang sangat tajam pada sekitar tahun 3000 SM.
Menurut Fletcher yang menarik adalah hiasan wig bagi pria ternyata lebih menarik dibanding dengan wanita, mungkin tujuannya agar agar rambut kaum wanita nampak lebih alami. Namun ada satu pengecualian dengan ditemukannya mumi seorang perempuan yang di Lembah para Mumi Emas dengan masker dikepala dan gaya rambut yang unik karena di bagian belakang kepala diberi hiasan berbentuk bulat seperti kue, mungkin fungsinya sama dengan wanita tradisional Jawa yang memakai hiasan gelung.
Untuk sebagian besar wanita akan memasang rambut tiruan, terutama bagi mereka yang mengalami penipisan rambut. Rambut palsu mereka dapatkan dari limbah penata rambut atau para pedagang rambut. Rambut palsu akan direkatkan ke kulit kepala dengan lilin yang dihasilkan lebah bercampur damar. Banyak wig menggunakan bantalan dari serat pohon kurma dan mode ini sangat populer di masanya.
Rambut yang dikepang adalah bentuk yang paling favorit, dan ada yang ditenun menjadi desain yang rumit agar terlihat lebih panjang dan lebat. Seorang pria yang dimakamkan di Mostageda telah menggunakan benang untuk mengikat rambutnya yang panjang. Bahkan Ratu Meryet Amun menghiasai mahkotanya dengan hiasan yang berbentuk candi dan kepang yang meruncing lengkap dengan parfumnya.
Bangsa Mesir kuno membenci rambut yang berwarna abu-abu dan akan menggunakan berbagai metode untuk mengubah warnanya. Kadang-kadang rambut akan dicelup dengan pewarna setelah kematian. Pewarna
pilihan adalah daun pacar, yang lima ribu tahun kemudian masih
digunakan oleh kebanyakan orang Mesir asli dan orang orang di negara lain untuk
tujuan yang sama.
Dalam satu mumi yang pernah ditemukan rambutnya dicat dengan warna coklat kemerahan, dan ketika rambutnya yang tak berpigmen telah memudar maka warna rambutnya menjadi oranye terang.
Dalam satu mumi yang pernah ditemukan rambutnya dicat dengan warna coklat kemerahan, dan ketika rambutnya yang tak berpigmen telah memudar maka warna rambutnya menjadi oranye terang.
Seni adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang Mesir kuno. Disini nampak jelas bahwa mereka menganggap rambut mempunyai nilai seni yang paling tinggi.
Sekali
lagi, kita perlu berterima kasih atas keterampilan penghias rambat kuno sehingga memungkinkan kita sekarang untuk tetap menikmati apa yang telah mereka
lakukan sejak ribuan tahun lalu.